Giant supermarket mendapatkan tempat yg spesial di memori saya, karena disitulah saya membelanjakan gaji pertama saya saat lulus kuliah tahun 2003. Kebetulan giant yg cukup besar hadir di surabaya, tepatnya di maspion square margorejo yg juga berdekatan sejajar dengan jalan utama di surabaya, jalan A Yani. Lalu apa sih yg heboh di tahun 2021 tentang Giant ? Toh sebelum pandemi Giant Maspion Square Surabaya dan beberapa gerai lain seperti Giant dukuh kupang juga telah tutup kok ?
Kehebohan beberapa hari ini, kita dapatkan info atas dasar keterbukaan informasi bahwa Hero group dalam hal ini Giant memberikan informasi akan ada penutupan gerai-gerai Hypermarket nya. Nah ini adalah satu sinyalemen ataupun satu keniscayaan yang akhirnya terungkap, ya menandakan bahwa satu kita tahu bahwa dalam hal ini, tentunya asosiasi ritel cukup prihatin dan berduka dengan seberapa situasi ini.
Karena yang pertama adalah ini akibat pandemi tentunya, juga para peritel modern harus mengalami suasana yang fluktuatif bahkan cenderung under perform untuk beberapa tipe atau format ritel. Yang kedua adalah cara memang perubahan perilaku konsumen kita tahu bahwa perubahan perilaku konsumen juga akan mengakibatkan akhirnya ada perubahan cara konsumsi.
Nah tetapi yang lebih penting daripada itu kami dari asosiasi pengusaha ritel Indonesia mewakili seluruh pengusaha ritel di Indonesia termasuk anggota kami Hero group dan Giant itu mengisyaratkan bahwa yang terjadi ini adalah juga akibat kami para pengusaha ritel modern belum mendapatkan satu ekses dana pemulihan ekonomi nasional atau dapat dikatakan kita belum menjadi satu sektor prioritas dari sektor-sektor yang lainnya yang juga tergerus dalam masa pandemic ini.
Sampai hari ini kita masih menjalankan usaha bisnis ritel modern dengan upaya kinerja dan modal sendiri bahkan sudah ada dana dana cadangan yang dipakai dipergunakan untuk ekspansi dan harus digunakan karena memang productivity atau situasi perfomance daripada industri retail sedang berada pada titik nadir. Ini sangat diperlukan adanya dukungan untuk menjadikan sektor perdagangan di hilir yang padat modal dan padat karya ini dan merupakan tempat bagi pelaku usaha, ya menyediakan kebutuhan pokok dan sehari-hari masyarakat serta sebagai tempat untuk melangsungkan konsumsi rumah tangga.
Kita tahu konsumsi rumah tangga hampir 60% - 70% persen tepatnya adalah kontribusi terhadap produk domestik bruto dan sebagai pointers membentuk pertumbuhan ekonomi kita. Ketika pemerintah mengharapkan ada pertumbuhan ekonomi maka Indonesia yang masih negara konsumsi, kita belum menjadi negara pengekspor, tentunya konsumsi harus dijaga. Nah bagaimana menjaga konsumsi berarti sumber tempat lokasi gerai toko dimana masyarakat melakukan konsumsi perlu dijadikan sektor peritas, perlu didukung , perlu dijaga kelangsungannya supaya profesional dan dapat memfungsikan.
Tidak hanya kebutuhan pokok masyarakat saja yang kita sediakan tapi juga sebagai pendukung konsumsi rumah tangga. Anda mengharapkan seperti apa selain bisa mendapatkan tadi untuk bisa mendapatkan perhatian prioritas dari pemerintah seberapa urgent ya ada beberapa hal yang kami sudah sampaikan baik itu tertulis lisan dalam berbagai forum group diskusi dengan Kementerian terkait. Bahkan juga dengan lembaga dan lain sebagainya bahwa sampai hari ini kita belum mendapatkan yang namanya alokasi dana pendek.
Ketika sektor yang industri lain yang tidak langsung berhubungan dengan konsumsi rumah tangga sudah mendapatkannya tidak kami tidak mempermasalahkan bagi sektor atau industri lain yang sudah mendapatkan. Tapi perdagangan ritel ini jangan diabaikan begitu saja dengan anggapan bahwa, penting kan pandemic nya kita tanggulangi maka mobilitas masyarakat akan meningkat, bantuan juga akan terus diberikan bantuan langsung tunai dan lain sebagainya sehingga daya beli meningkat. Ritel akan recovery sendiri Tapi pada kenyataannya kita lihat ya Aprindo sudah pernah menghitung bahwa pada tahun 2020, setiap hari sekitar ada 5 - 6 toko tutup dan pada 2021 satu atau dua toko.
Dikutip dari : CNBC Indonesia -Wawancara Ketua APRINDO Roy N Mandei
Tidak ada komentar:
Tulis komentar