087894224928

Surabaya - Jawa Timur

JUALAN PULSA KINI MENJADI LEBIH GAMPANG !

Tampilkan postingan dengan label tulisan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label tulisan. Tampilkan semua postingan

Selasa, 26 April 2022

Migrasi Televisi Digital Di Depan Mata, Sudah Siapkah Pesawat Televisi Anda ?

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) memastikan infrastruktur multipleksing telah tersedia dan siap untuk mewujudkan pelaksanaan analog switch off (ASO) atau migrasi siaran TV digital tahap I pada 30 April 2022. Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kemenkominfo Ismail mengatakan ASO tahap I akan dilakukan di 56 wilayah layanan siaran digital atau setara dengan 166 kabupaten/kota. "Infrastruktur multipleksing telah tersedia di seluruh 56 wilayah tersebut dan secara jumlah multipleksing baik yang diselenggarakan oleh lembaga penyiaran publik [LPP] TVRI dan Lembaga Penyiaran Swasta [LPS] sudah cukup untuk menampung peralihan seluruh siaran analog menjadi digital," kata Ismail, Senin (21/2/2022).




Saat ini, ujarnya, para penyelenggara multipleksing tersebut terus melakukan persiapan optimalisasi agar diterima dengan baik di masyarakat. 



Baca Juga : Akankah siaran piala dunia 2022 lewat jalur TV digital UHF diacak ?



Kemenkominfo juga menghimbau agar masyarakat yang di daerah tempat tinggalnya sudah mendapat siaran digital supaya segera mencoba dan membiasakan diri dengan siaran digital. Lebih lanjut mengenai pengadaan set top box (STB) atau alat penerima siaran digital, dia menuturkan bahwa bagi rumah tangga miskin yang memiliki televisi dan terdampak oleh ASO akan dibantu dalam pengadaan STB.


Nantinya, sambung Ismail, Kemenkominfo akan menggunakan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial sehingga nama dan alamat penerima bantuan STB tersebut sudah terverifikasi sebagai rumah tangga miskin.


"Penyediaan STB dilakukan melalui dua sumber yaitu dari komitmen LPS yang menjadi penyelenggara multipleksing dan dari pembiayaan APBN. Untuk penyediaan yang dilakukan oleh penyelenggara multipleksing mekanisme pengadaannya diserahkan kepada masing-masing," tuturnya. Sedangkan untuk STB yang bersumber dari APBN, tambah Ismail, pengadaannya melalui e-Katalog LKPP. Saat ini sudah terdaftar di e-katalog LKPP sebanyak 13 produk STB dari 8 produsen.



Hubungi kami jika anda terkendala seting TV digital di wilayah Surabaya dan sekitarnya :

TV Digital Pasti Jernih

Jl. Ikan Mujaer No.7 P, Perak Bar., Kec. Krembangan, Kota SBY, Jawa Timur 60177

0815-5737-755 https://g.co/kgs/No6JmP


Dia menegaskan pengadaan STB tentu seluruhnya harus memiliki sertifikasi perangkat dari Kemenkominfo agar dipastikan telah memenuhi spesifikasi teknis dan menggunakan STB produksi dalam negeri. Pembagian STB, imbuhnya, juga akan dilakukan oleh penyelenggara multipleksing dan Kemenkominfo menurut jumlah dan daerahnya yang telah dibagi.  "Persiapan masih dilakukan dibawah koordinasi Kemenkominfo. Beberapa persiapan tersebut diantaranya adalah penyelesaian mekanisme distribusi dari gudang produsen STB sampai diserahkan ke penerima bantuan, serta pengawasan distribusi yang akan menggunakan QR code sehingga STB yang dibagikan benar-benar terpasang di rumah penerima bantuan," tutupnya.


Bagi pembaca yang belum memilih akan membeli STB Digital yang mana, kami telah melakukan review :


 - Matrix Apple  - Matrix Kuning   - Polytron PDV 600T2   - Venus Cabe Rawit  - Evinix H-1  - Akari ADS2230 Tanaka 


Antena Digital paling jernih :

- Fleco AT-56   - Venus Cabe Rawit Indoor/Outdoor


Bagi anda yg berada di lokasi lain di Nusantara dapat juga membaca update perkembangan  migrasi TV digital di  kota-kota besar seluruh Indonesia :

Surabaya  MNC  ,  EMTEK , VIVA )

Malang

Jember 

Kediri

Jombang & Mojokerto

Madiun

Jogja

Semarang

Banjarmasin

Makasar

Medan

Palembang

Perbatasan Malaysia

Singaraja Bali 


Kamis, 12 Agustus 2021

Charles Tambu - Keturunan Tamil Sri Lanka yg Jadi Diplomat Indonesia Masa Revolusi

Ada tokoh yg mungkin tidak terkenal, bahkan terlupakan, namun fotonya sering kita liat di buku pelajaran sejarah sejarah. Ia adalah Charles Tambu (1907-1965), diplomat Indonesia di awal kemerdekaan. Siapa kah beliau dan apa jasa nya? Tambu smemiliki peran penting saat menjadi representatif pemerintah Indonesia dalam diplomasi internasional walaupun ia secara keturunan bukan bangsa Indonesia asli.




Charles Tambu adalah seorang lelaki berdarah Tamil dari orang tua yang merupakan imigran dari Sri Lanka. Akan tetapi ia sangat bersimpati kepada perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. “Charles Tambu: Turunan asing tapi djiwanja Indonesia”, demikian tulis Madjalah Merdeka, No. 43, Th. II, 22 Oktober 1949:4. 


Walau bukan berdarah Indonesia, walau asalnya jauh dari Ceylon sana, Tambu telah membela nama Indonesia di berbagai forum internasional, sejak dari New York sampai New Delhi, sejak dari Bangkok sampai Kuala Lumpur. Simpati Tambu terhadang bangsa Indonesia dan sokongan moral dan pengetahuan yang ia berikan bagi perjuangan bangsa Indonesia, telah menggugah hati Presiden Sukarno untuk memberinya paspor Indonesia. Selepas pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda tahun 1949, Tambu ditunjuk oleh Presiden Sukarno menjadi Konsul Jenderal Indonesia di Manila sampai 1953.


Apa yang hendak saya katakan adalah bawah kisah Charles Tambu memberi gambaran bahwa Republik Indonesia tampak lebih dewasa di usia mudanya dulu di tahun 1940an dan 1950an ketimbang sekarang. Identitas, kebangsaan, nasionalisme di zaman yang heroik itu tidak diukur melalui sekeping buku tipis yang disebut paspor. 


Delegasi Indonesia di PBB, New York, 1947: St. Sjahrir, Haji Agus Salim,
Sumitro Djojohadikusumo, Sudjatmoko, dan Charles Tambu. 



Sebuah ironi yang menyedihkan memang. Di tahun 1940an, Presiden Sukarno, dengan otoritas politik yang ada pada dirinya, langsung menerbitkan paspor Indonesia untuk Charles Tambu, seorang anak imigran yang berasal dari Sri Lanka, yang pernah diejek oleh Belanda sebagai "seorang tambi jang lari dari Singapura, kemudian bercollaborasi dengan Djepang, lalu mendjadi kaki tangan Republik Sukarno-Hatta...” (Madjalah Merdeka, No. 43, Th. II, 22 Oktober 1949: 4), yang bersimpati sepenuh hati dan jiwa kepada perjuangan kemerdekaan Indonesia. 


Kini di tahun 2021, menjelang peringatan 76 tahun kemerdekaan Republik Indonesia, seorang Indonesia asli seasli-aslinya, yang asal suku, tanggal dan tempat kelahirannya begitu jelas (di Sumatera Barat), yang memiliki niat luhur untuk membangun negerinya sendiri, DITOLAK oleh bangsanya sendiri, hanya karena ia (pernah) memiliki paspor Amerika, negeri tempat ia merantau dan menuntut ilmu, yang mungkin dimilikinya dengan alasan-alasan praktis demi memudahkan urusan hidupnya dan keluarganya sehari-hari jauh di rantau orang, tempat ia dan keluarganya sudah cukup lama tinggal. 


Pemerintah India dan Israel menerima para diasporanya yang ingin membangun negerinya sendiri, apapun jenis dan warna paspor mereka, tanpa niat mempersulit anak bangsanya yang merantau di luar negeri yang berniat membangun negeri mereka. 

Join Our Newsletter